Minggu, 25 Desember 2011

Strategi Penetapan Harga

Strategi Penetapan Harga di bagi menjadi dua:


  1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Skimming pricing,
·         Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat.
·         Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan kualitas, inovasi dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.
Contoh: kebanyakan produk elektronik, seperti handphone Samsung corby pertama keluar dengan harga Rp. 1.749 juta menjadi Rp. 825 ribu, karena muncul tipe-tipe baru dengan teknologi baru.
Penetration pricing,
·         Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.
·         Selain itu strategi ini juga bertujuan untuk mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit.
·         Pada saat yang bersamaan strategi penetrasi juga dapat mengurangi minat dan kemampuan pesaing, karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh setiap perusahaan menjadi terbatas.
Contoh: shampo lifebuoy saset dengan harga hanya Rp.250/saset
Prestige pricing,
·         Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestise suatu barang/jasa. Dengan demikian bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun.
Contoh: perhiasan- perhiasan: emas, berlian,permata, dll.

Price lining pricing,
·         Price lining digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dan satu jenis.
·         Harga untuk lini produk tersebut bisa bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga tertentu yang berbeda.
Contoh: perusahaan rokok: Gudang Garam, Djarum, HM Sampoerna, dll. Seperti: harga dari rokok-rokok HM Sampoerna yang berbeda-beda; Dji Sam Soe, Marlboro, Sampoerna Mild, dll.
Odd-even pricing,
·         Harga yang ‘ganjil’, misalnya Rp 1.595,00 dan Rp 9.975,00
Contoh: Harga yang ‘ganjil’, misalnya Rp 1.595,00 dan Rp 9.999,00. Seperti harga- harga pakaian, harga laptop, harga handphone, dll.  contoh: Harga laptop zyrex dengan harga Rp. 5.999 juta
Demand-backward pricing,
·         Perusahaan kadangkala memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal
·         Kemudian perusahaan yang bersangkutan menentukan marjin yang harus dibayar kepada wholesaler dan retailer.
·         Setelah itu barulah harga jualnya dapat ditentu kan.
Contoh: matahari memberikan kupon diskon setelah melakukan pembelian dalam jumlah yang di tentukan, misalnya pembelian diatas Rp. 150rb mendapatkan kupon potongan harga Rp. 50 ribu untuk pembelian 1 produk matahari, di hari yang sama.
Bundle pricing.
·         Bundle pricing merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket.
Contoh: dalam promo-promo penjualan produk, seperti untuk pembelian laptop HP  tertentu  mendapatkan modem ZTE MF 627
  1. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Standard Markup Pricing
·         Harga ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dan biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.
·         Misalnya, pakaian dikenai tambahan 15%, sepatu 20%, arloji 25%, hem 15%, dan lain-lain.
contoh: super market/ mini market, seperti giant, indomaret, alfamart, dll. Dengan mengambil benerapa persen dari setiap jenis produk. Misalnya, pakaian dikenai tambahan 15%, makanan/minuman 5%,  peralatan rumah tangga 10%, dan lain-lain.
Single-Zone Pricing
·          Dalam metode ini semua pembeli membayar delivered price yang sama di mana pun mereka berada.
·         Metode yang dikenal pula dengan istilah postage stamp pricing ini, banyak diterapkan jika biaya transportasi atau ongkos kirim merupakan jumlah yang tidak terlalu signifikan dalam struktur biaya total pada produsen.
Contoh: kaset, CD, yang sudah diberi lebel harga.
Multiple-Zone Pricing
  Harga ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dan biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.
·         Misalnya, pakaian dikenai tambahan 15%, sepatu 20%, arloji 25%, hem 15%, dan lain-lain.
Contoh: sayur-sayuran, buah-buhan, rempah-rempah, dll. Beda daerah beda harga, karna tertambah biasa kirim.
FOB with Freight Allowed Pricing  
·         Dalam metode ini semua pembeli membayar delivered price yang sama di mana pun mereka berada.
·         Metode yang dikenal pula dengan istilah postage stamp pricing ini, banyak diterapkan jika biaya transportasi atau ongkos kirim merupakan jumlah yang tidak terlalu signifikan dalam struktur biaya total pada produsen.
Contoh: pembelian sepeda motor dan mebel-mebel; kursi, lemari, kasur, dll. Karena produsen-produsen mebel memberikan pelayanan antar sampai rumah, seperti Olympic, dll.
Basing-Point Pricing
  Dalam metode ini perusahaan memilih satu atau beberapa lokasi geografis (basing point) yang akan dijadikan dasar dalam menetapkan harga produk ditambah biaya pengangkutan yang akan dibebankan kepada pembeli
Contoh: Pasar-pasar/ tempat penjualan grosir. Seperti pasar turi, tanah abang, dll. Dalam pembelian pakain grosiran pembeli harus membawa sendiri.


terimakasih semoga bermanfaat, kalau ada yang salah mohon di koreksi ya gan.. ^_^


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar